Sebagai orang yang belum terbiasa terjun di dunia pervideoan, saya masih sedikit awam dengan cara atau tehnik yang benar dan baik untuk merecord sebuah video. Karena basically, profesi saya di tempat kerja yaitu sebagai admin social media. Jadi untuk urusan hal yang menyangkut dengan dunia pervideoan atau perfilman, saya kurang mengetahui dan kurang menguasainya.
Awalnya sempat bingung apa yang harus saya lakukan sebelum memulainya. Akhirnya saya berkunjung dari satu artikel ke artikel lainnya, dari satu video ke video lainnya untuk mencari tau bagaimana cara membuat sebuah video yang baik dan bagus.
Banyak sekali artikel dan video tutorial mengenai hal tersebut. Beruntung sekali saya bisa mendapatkan info-info tersebut dengan mudah dari Internet. Jadi saya bisa lebih efesien untuk belajar mengenai pembuatan video.
Banyak sekali artikel dan video tutorial mengenai hal tersebut. Beruntung sekali saya bisa mendapatkan info-info tersebut dengan mudah dari Internet. Jadi saya bisa lebih efesien untuk belajar mengenai pembuatan video.
Oya, untuk tema video yang akan saya buat itu adalah DIY mengenai art & craft : hand puppet. Kalo ada yang belum tau, DIY itu merupakan kepanjangan dari Do It Yourself, bukan Daerah Istimewa Yogyakarta ya. Menurut Wikipedia, DIY adalah metode membangun, memodifikasi, atau memperbaiki sesuatu tanpa bantuan ahli atau profesional.
Jadi kamu sendiri yang membuatnya, dan kreativitas kamu di sini diuji. Pasti kalian sudah pernah ada yang liat beberapa video atau artikel, yang isinya mengenai mengolah botol bekas menjadi hiasan atau perlengkapan rumah. Mungkin kamu juga udah pernah liat art & craft seperti tehnik melipat kertas dan membentuknya menjadi sebuah karakter. Nah, hal-hal seperti itu yang disebut dengan DIY.
Jadi kamu sendiri yang membuatnya, dan kreativitas kamu di sini diuji. Pasti kalian sudah pernah ada yang liat beberapa video atau artikel, yang isinya mengenai mengolah botol bekas menjadi hiasan atau perlengkapan rumah. Mungkin kamu juga udah pernah liat art & craft seperti tehnik melipat kertas dan membentuknya menjadi sebuah karakter. Nah, hal-hal seperti itu yang disebut dengan DIY.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia, kegiatan DIY ini disebut dengan swakriya. Saya pun baru mengetahuinya saat mencari pengertian tentang DIY itu sendiri di Google. Awalnya sempat berpikir membuat sebuah video dengan tema DIY ini akan mudah.
Namun saya salah besar hahahaha... Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, saya belum terbiasa terjun di dunia pervideoan. Namun saya pernah mendapatkan tugas kuliah, dimana saya dan teman-teman diharuskan membuat sebuah video. Tapi video yang saya buat bukan DIY, melainkan video tentang sosial yang terjadi di masyarakat.
Namun saya salah besar hahahaha... Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, saya belum terbiasa terjun di dunia pervideoan. Namun saya pernah mendapatkan tugas kuliah, dimana saya dan teman-teman diharuskan membuat sebuah video. Tapi video yang saya buat bukan DIY, melainkan video tentang sosial yang terjadi di masyarakat.
Hari Pertama Pembuatan Video
Saya mengira dalam pembuatan video DIY ini tidak memerlukan sebuah story board dan story line seperti yang saya dan teman-teman kampus buat untuk tugas kuliah. Namun ternyata hal tersebut sangat diperlukan dalam pembuatan sebuah video.
Memang ada beberapa orang yang dalam pembuatan videonya tidak menggunakan story board dan story line, tapi hal ini sangat penting sebagai acuan kita nantinya. Jadi saat kamu akan merecord, kamu sudah tau apa-apa saja yang harus dilakukan dan kamu tidka bingung untuk record adegan selanjutnya. Karena kamu sudah memeliki paduan dan acuannya.
Memang ada beberapa orang yang dalam pembuatan videonya tidak menggunakan story board dan story line, tapi hal ini sangat penting sebagai acuan kita nantinya. Jadi saat kamu akan merecord, kamu sudah tau apa-apa saja yang harus dilakukan dan kamu tidka bingung untuk record adegan selanjutnya. Karena kamu sudah memeliki paduan dan acuannya.
Jika kamu tidak ahli dalam menggambar (story board), kamu juga bisa hanya membuat sebuah story linenya saja. Jadi story board itu sebuah gambaran yang nantinya itu akan menjadi sebuah adegan yang ada di video. Namun gmabaran di sini benar-benar digambar. Jadi kamu harus menuntukan apa yang ayang akan dilakukan di scene berikutnya dalam bentuk gambar.
Sedangkan story line hanya berbentuk tulisan saja. Tapi di tulisan itu menjelaskan secara detail apa yang akan dilakukan pada video. Karena yang terpenting kamu harus memiliki acuannya, sehingga kamu tidak bingung langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya dan tidak menghabiskan banyak waktu.
Sedangkan story line hanya berbentuk tulisan saja. Tapi di tulisan itu menjelaskan secara detail apa yang akan dilakukan pada video. Karena yang terpenting kamu harus memiliki acuannya, sehingga kamu tidak bingung langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya dan tidak menghabiskan banyak waktu.
Setelah saya membuat story boar dan story linenya, langkah selanjutnya saya melakukan record video sesuai dengan apa yang sudah saya dan teman-teman kerja inginkan. Btw, untuk story boardnya sendiri, saya tidak menggambarnya dengan pensil atau semacamnya. Karena kemampuan saya dalam menggambar pun tidak handal seperti uncle eiichiro oda dan masashi kishimoto. Jadi saya membuat gambarannya di PPT dengan beberapa shape yang terdapat di power point.
Saat perekaman video, saya harus mengambil beberapa kali adegan yang sama. Karena saya dan teman-teman kerja ada saja kesalahan yang dilakukan, dari yang melipatnya kecepetan, terus salah lipet, tangan dan bahan-bahan yang keluar dari frame dan masih banyak lagi.
Jadi saya memutuskan untuk tidak mengambil satu atau 3 video, tapi beberapa video. Karena saya mencari opsi gerakan mana yang cocok untuk nantinya diedit. Selain kendala-kendala tesebut, sayan juga mengalami masalah dimana baterai kamera lowbet dan mau harus mau saya charge terlebih dahulu. Dari situ saya sudah menghabisan banyak waktu, karena harus menunggu full charge dan nanti baru dilanjutkan kembali record videonya.
Jadi saya memutuskan untuk tidak mengambil satu atau 3 video, tapi beberapa video. Karena saya mencari opsi gerakan mana yang cocok untuk nantinya diedit. Selain kendala-kendala tesebut, sayan juga mengalami masalah dimana baterai kamera lowbet dan mau harus mau saya charge terlebih dahulu. Dari situ saya sudah menghabisan banyak waktu, karena harus menunggu full charge dan nanti baru dilanjutkan kembali record videonya.
Jadi kalo kamu mau membuat video, pastikan kamu memiliki cadangan batu baterai. Agar tidak mengalami kejadian yang saya rasakan. Okey selain take video yang berkali-kali, batu baterai yang lowbet, masalahnya lainnya yaitu cahaya.
Karena saya dan teman-teman tidak menggunakan lighting buatan, jadi kami menggunakan cahaya alami dari matahari dan lampu ruangan saja. Menggunakan cahaya matahari sebagai lighting sangat tidak efesien, karena setiap jam posisi cahaya akan berubah dan mau harus mau saya merubah pula posisi tripod yang ada. Jadi background video selalu berubah ubah, karena backgroundnya itu bertekstur. So, usahakan kalian memilki lighting yang mendukung.
Karena saya dan teman-teman tidak menggunakan lighting buatan, jadi kami menggunakan cahaya alami dari matahari dan lampu ruangan saja. Menggunakan cahaya matahari sebagai lighting sangat tidak efesien, karena setiap jam posisi cahaya akan berubah dan mau harus mau saya merubah pula posisi tripod yang ada. Jadi background video selalu berubah ubah, karena backgroundnya itu bertekstur. So, usahakan kalian memilki lighting yang mendukung.
Hari Kedua Pembuatan Video
Lalu masalah lainya yaitu memori yang penuh. Saat saya merekam dan adegannya sudah lumayan bagus, tiba-tiba ada keterangan bahwa memori penuh dan saya tidak dapat melanjutkan perekam untuk sementara. Jadi selain cadangan batu baterai, kamu juga harus memiliki kapasitas memori yang besar dan memiliki cadangan kartu memori juga. Setelah selesai take video, masalahnya tinggal saat mengedit. Di sini kreativitas pun diuji, karena kita harus membuat video yang telah kita rekam itu menjadi sangat menarik untuk dilihat.
Untuk di sini, masalah tidak terlalu banyak. Paling kamu hanya harus memiliki kreativitas yang tinggi dan usahakan komputer atau laptop yang kamu gunakan kuat untuk menjalankan program aplikasi edit video. Untuk edit video yang saya gunakan yaitu Adobe Premiere CS5. Jadi kalo kamu mau menggunakan aplikasi ini, pastikan komputer atau laptop kuat untuk menjalankannya.
Karena jika tidak, proses merender video dan export videonya akan terasa sangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat lama. Oya hampir lupa, pastikan kamu menaruh file mentahan video yang sudah kamu rekam dengan video mentahan hadil editan di Adobe Premiere dalam satu folder. Karena jika tidak kamu akan mengalami masalah file crash (offline) pada adobe. tapi kalo kamu mengedit hanya dalam satu hari dan langsung jadi tidak masalah. Namun apabila kamu mengerjakannya untuk dilanjutkan besok, sebaiknya kamu menaruh filenya dalam satu folder yang sama.
Karena jika tidak, proses merender video dan export videonya akan terasa sangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat lama. Oya hampir lupa, pastikan kamu menaruh file mentahan video yang sudah kamu rekam dengan video mentahan hadil editan di Adobe Premiere dalam satu folder. Karena jika tidak kamu akan mengalami masalah file crash (offline) pada adobe. tapi kalo kamu mengedit hanya dalam satu hari dan langsung jadi tidak masalah. Namun apabila kamu mengerjakannya untuk dilanjutkan besok, sebaiknya kamu menaruh filenya dalam satu folder yang sama.
Terakhir saya hanya tinggal memperlihatkan hasil video yang telah dibuat kepada senior kerja dan kepada bos. Kalau ada yang kurang atau tidak sesuai menurut mereka, tinggal disesuaikan saja. Dari pengalaman saya di atas, bisa disimpulkan. Kalau kalian ingin membuat sebuah video ada hal-hal yang harus diperhatikan.
- Saat kamu sudah memiliki tema video apa yang akan dibuat, kamu harus menyiapkan story board dan story line untuk acuan kamu dalam perekaman video nantinya.
- Jangan hanya merekam dua atau tiga video saja untuk satu scenenya. Tapi usahakan kamu mengambil beberapa kali saat perekeman. Agar kamu nantinya memiliki opsi video mana yang sebaiknya digunakan saat akan melakukan pengeditan.
- Kamu harus memiliki cadangan batu baterai kamera. Karena jika hanya memiliki batu baterai saja, kamu harus men charge nya terlebih dahulu sampai penuh dan mulai merekam kembali. Hal ini akan memakan banyak waktu dan waktu kamu akan terbuang sia-sia.
- Pastikan memiliki memori yang cukup. Karena dengan kapasitas memori yang sedikit bisa mneghambat pekerjaan kamu saat merekam. Kalau memori tiba-tiba penuh saat proses perekaman, mau harus mau kamu akan memindahkan sebagian video ke laptop atau komputer. Hal ini tidak efedien sekali untuk kamu nantinya. Jadi pastikan memori besar dan kamu memiliki cadangan memori juga.
- Pastikan file video rekaman dengan mentaha yang sudah diedit di adobe premiere dalam satu folder, untuk mencegah file offline. Selain itu usahakan komputer atau laptop kamu kuat untuk menjalankan aplikasi tersebut.
Itu dia pengalaman saya dalam pembuatan video. Pembuatan video merupakan hal yang menyenangkan kalo kamu sabar dan dengan hati yang ikhlas menjalankannya. Kalo kamu punya pengalaman yang sama atau berbeda dengan yang saya alami, kita bisa saling sharing. Intinya selalu berpikiran positif dan teruslah berkarya. Berkarya bisa dalam arti apa saja, kamu bisa dengan membuat video social mengenai apa yang sedang terjadi di masyarakat atau kamu bisa membuat video komedi yang dibutuhkan orang-orang untuk melepas penat dari semua aktivitasnya. Stay positive thinking ya sob.
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.